Jumat, 27 Mei 2011

Surat Terbuka Syamsir Alam: Jangan Renggut Mimpi Kami!

Kepada GOAL.com, Syamsir Alam menumpahkan kegusarannya atas kongres PSSI yang tidak menghasilkan apapun akhir pekan lalu.

24 Mei 2011 13:20:00

 "Kepada yang terhormat bapak-bapak anggota PSSI,

Ini mungkin curhatan atau isi hati kami sebagai anak bangsa.

Kami baru saja ingin memetik atau mewujudkan mimpi kami. Sepakbola adalah mata pencaharian kami untuk menghidupkan keluarga kami, dan untuk mewujudkan mimpi kami bermain di Piala Dunia. Kami berlatih bersimbah keringat dan bahkan terkadang bertumpah darah pun kami alami. Tetapi sekarang kenapa ada orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing sehingga merusak mimpi jutaan anak Indonesia.

Apakah kami pantas mendapatkan itu? Apakah ada orang yang pantas merenggut mimpi kami?
Mungkin sebagai seorang remaja muda, saya tidak mengetahui banyak hal, tetapi kenapa bapak-bapak harus berdebat sampai bercekcok mulut ketika ada kongres yang bisa menjadi sarana bagi kita bekerja sama dan bergotong royong untuk membangun sepakbola?
Padahal, kebangkitan sepakbola kita baru saja hendak dimulai. Tolong, jangan ambil mimpi kami, bapak-bapak yang saya hormati. Lihatlah ke arah kami sedikit, bayangkan jika bapak-bapak berada di posisi kami. Bayangkan betapa getirnya perasaan anak remaja yang baru saja ingin meraih mimpi, tetapi kemudian direbut oleh orang-orang yang haus kedudukan.
Kami tidak pantas mendapatkannya. Sebagian dari kami akan hidup dari sepakbola, dan jika harus begini apa yang dapat kami lakukan kelak. Barangkali bapak-bapak tidak menghiraukannya, tetapi tolonglah berpikir dengan hati nurani yang jernih. Kami sudah mengorbankan banyak hal untuk mencapai mimpi. Kami tinggalkan sekolah kami, keluarga kami, melewatkan masa-masa muda kami untuk meraih mimpi dan mengabdi kepada bangsa dan tanah air yang tercinta ini.
Sekali lagi, JANGAN RENGGUT MIMPI KAMI!"

Medan, 27 Mei 2011, 10 : 55 WIB

Itulah salah satu surat terbuka yang ditayangkan anak negeri ini yang begitu mencintai NKRI.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana Bapak-bapak yang terhormat (Pengurus PSSI) sebagai seorang pemimpin yang seharusnya dapat memberikan contoh bagi generasi muda tapi tidak bisa memberikan contoh tauladan yang baik. Bagaimana kalau qita membayangkan andai qita berada di posisi tidak mempunyai penghidupan yang layak tetapi ada di depan mata sebuah kesempatan untuk merubah nasib tetapi nasib tersebut dalam seketika bisa berubah menjadi bencana, bagaimana perasaan qita yang mengalaminya, Insya Allah sumpah serapah dan caci maki akan menyertai ucapan yang keluar dari mulut.

Kemarin sebelum Timnas Bulutangkis berangkat untuk merebut kembali Piala Sudirman, ada seorang anak bangsa yang namanya cukup harum dan telah mengharumkan di berbagai event mundur demi adanya regenerasi muda, mungkin Bapak-bapak yang terhormat sudah tahu namanya.

Jadi, saya yakin rakyat Indonesia akan mendukung setiap kelompok yang katanya mengatasnamakan pencinta sepakbola untuk berpikir jernih dan tidak memaksakan kehendaknya, ANDA telah menyelamatkan dan merevolusi PSSI untuk menjadi lebih baik dengan menurunkan Nurdin Halid (NH) dan Nirrwan Dermawan Bakrie (NDB).

Itu merupakan suatu pengorbanan yang besar dari ANDA dan merupakan kebanggaan bukan hanya bagi pencinta sepakbola tetapi juga bagi keluarga ANDA (anak dan istri), jangan jadikan pengorbanan itu menjadi sia-sia karena dengan pemaksaan untuk menggolkan suatu individu tertentu. Uang, pikiran, tenaga yang telah ANDA keluarkan, Insya Allah ada bayarannya kelak, mungkin tidak di dunia ini qita dapatkan, tetapi ALLAH SWT telah menjanjikan bagi umat-NYA ganjaran yang setimpal setiap amal kebajikan yang telah kita perbuat yaitu SURGA JANNATUN NAIM. Uang, tenaga tidak bisa membeli SURGA JANNATUN NAIM.

Kepada Bapak Arifin Panigoro (AP) dan George Toisutta (GT), saya mohon keikhlasannya untuk mundur demi kebaikan sepakbola nasional, tanpa Bapak AP dan GT, tidak mungkin revolusi PSSI akan tercapai, Liga Primer Indonesia (LPI) telah membuka cakrawala baru, bahwa bila dikelola dengan baik sebuah KLUB, maka akan dapat menghidupi hidupnya sendiri tanpa melibatkan uang rakyat (APBD) karena APBD diperuntukkan bagi orang-orang DHUAFA yang lebih membutuhkan, sarana dan prasarana olahraga membutuhkan biaya perbaikan yang terus menerus, pembinaan generasi muda baik untuk KU-10, KU-12, KU-14, KU-16, KU-17, KU-19 dan KU-23 lebih memerlukan uluran tangan dari APBD dibandingkan dengan KLUB SEPAKBOLA.

LIGA SUPER INDONESIA (LSI) telah terbukti tidak menghasilkan tim nasional yang handal, tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan, yang ada hanya perkelahian, cekcok, perang antar penggemar sepakkbola, dan KLUB SEPAKBOLA di LSI yang terbukti selama ini hanya menghamburkan uang rakyat dengan memberikan gaji kepada pemain sebakbola luar negeri dan lokal tanpa ada manfaatnya (lebih banyak mudharatnya).

Bapak AP dan GT, LPI telah terbukti lebih baik lagi dibandingkan LSI dilihat dari sisi finansial, penonton, penanganan setiap permasalahan, kalau ini dikembangkan lagi, Insya Allah timnas akan dapat disegani sebagai MACAN ASIA seperti tahun 60-an sampai akhir tahun 70-an. Dengarkanlah jerit hati dari anak bangsa yang berusaha untuk mencapai cita-citanya menjadi pemain sepakbola profesional demi mengharumkan PSSI.

Nama Bapak Arifin Panigoro dan George Toisutta akan tetap harum sampai selamanya bila berbesar hati menerima setiap keputusan yang telah dikeluarkan baik itu menyakitkan ataupun menggembirakan. ANDA adalah seorang pemimpin dari SIPIL dan MILITER, jadikanlah ANDA sebagai seorang pemimpin yang tauladan bagi pencinta sepakbola, bahwa dengan tidak menjadi PENGURUS PSSI ANDA pun PASTI BISA mengurus PSSI LAYAKNYA SEBAGAI PENGURUS PSSI,

JAYALAH INDONESIAKU, JAYALAH PSSI-KU, ITULAH LEBIH ENAK DIDENGAR DARIPADA CEKCOK UNTUK MEMPEREBUTKAN KEDUDUKAN DAN KONGRES YANG ENTAH SAMPAI KAPAN SELESAINYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar