Sabtu, 26 Februari 2011

Siapa Sebenarnya Latta & Uzza Yang Patungnya Menjadi Sesembahan?

Kita sering mendengar bahwa Latta dan Uzza adalah nama berhala yang disembah orang kafir Quraisy. Tetapi tahukah anda siapa sebenarnya Latta Dan Uzza?

Ternyata, mereka adalah orang-orang sholih semasa hidupnya, namun setelah meninggal, orang-orang kemudian memuliakan kuburnya, tidak cukup dengan pergi ke kuburnya atau dengan alasan efisiensi dibuatlah Gambarnya.

Seiring dengan berlalunya waktu dan bertambahnya teknologi, digantilah Gambar tersebut dengan Sebuah Patung yang mirip dengannya dan demikian seterusnya sampai pada puncaknya menjadikan kedudukan mereka melebihi Rosulullah Muhammad sawm bahkan setara dengan Allah SWT dengan menjadikan mereka sebagai tempat bersandar dan tempat meminta pertolongan. Astaghfirullahal 'Adziem

Hal ini disebutkan dalam Kitab Tauhid Bab 21:
Berlebih-Lebihan Terhadap Kubur Orang-Orang Soleh Menjadi Penyebab Dijadikannya Sesembahan Selain Allah,

Dan berikut nukilannya:
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari sufyan dari Mansur dari Mujahid, berkaitan dengan ayat: “Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin) tentang (berhala yang kamu anggap sebagai anak perempuan Allah) Al Latta dan Al Uzza” (QS. An Najm, 19)

Ia (Mujahid) berkata: "Al Latta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburnya."

Demikian pula penafsiran Ibnu Abbas r.a. sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza': " Dia itu pada mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk para jamaah haji."

Ini sama dengan asal muasal kesyirikan yakni penyembahan terhadap patung orang-orang sholih yang hidup pada jaman Nabi Nuh alaihissalam:

َقَالُوا لاَ تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا. ﴿نوح: ٢۳﴾

Dan mereka berkata: "Janganlah sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian, dan janganlah pula kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan janganlah pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nashr." (Nuh: 23)

Di dalam Shahih Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, beliau berkata tentang firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut:

"Mereka adalah orang-orang shalih di kalangan kaum Nabi Nuh, lalu ketika mereka wafat syaithan mewahyukan kepada mereka (kaum Nabi Nuh) agar meletakkan patung-patung mereka (orang-orang shalih tersebut) pada majlis-majlis tempat yang biasa mereka duduk dan memberikan nama patung-patung tersebut dengan nama-nama mereka, maka mereka pun melaksanakannya, namun pada saat itu belum disembah. Setelah mereka (generasi pertama tersebut) habis, dan telah terhapus ilmu-ilmu, barulah patung-patung itu disembah." (*)

Bagaimana dengan kondisi ummat Islam saat ini di Indonesia dalam memperlakukan kuburan orang-orang sholih mereka?? Mungkin saja anda termasuk, atau minimal membiarkan ?

(*) lihat Kitab Fathu al-Majid bab "Ma ja`a Anna Sababa Kufri Bani Adama wa Tarkihim Dienahum Huwal Ghuluw fis Shalihin")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar